PENGARUH
PRODUKSI LOW COST GREEN CAR TERHADAP INDUSTRI
DAN EKONOMI DI JAKARTA
Disusun oleh :
DIMAS FEBRIANO
ADINEGORO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNIK INDUSTRI
GUNADARMA UNIVERSITY
DEPOK
2015
PRODI TEKNIK INDUSTRI
GUNADARMA UNIVERSITY
DEPOK
2015
DAFTAR ISI
Daftar isi
.....................................................................................
......................2
Bab 1 pendahuluan
..............................................................................................3
·
1.1 Latar
belakang .................................................................................3
·
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................3
·
1.3 Tujuan
Penulisan..............................................................................3
·
1.4 Manfaat
Penulisan...........................................................................4
Bab 2 Kajian
pustaka........................................................................................5.
·
2.1 Definisi
LCGC..............................................................................5
·
2.2 Tujuan
LCGC..................................................................................5
·
2.3 Manfaat
LCGC.................................................................................6
Bab 3 Metode
Penelitian...................................................................................7
Bab 4
Penutup.................................................................................................13
·
4.1
Kesimpulan...................................................................................13
·
4.2
Solusi..............................................................................................13
Daftar
Pustaka..................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemerintah Pusat dan
Pemprov DKI Jakarta serta pemangku kepentingan yang lain berupaya untuk mencari
solusi mengatasi masalah ekonomi dan pastinya masalah industri di indonesia
karena memang di tahun 2015 akhir ini akan ada perdagangan bebas MEA.
Pemerintah sudah banyak
melakukan dan mengeluarkan solusi masalah indonesia ini, dengan upaya menghapus
subsidi BBM supaya di alihkan subsidinya ke sektor produktif salah satunya dan yang
paling ter-lihat belakangan ini adalah pemerintah ingin mengatasi masalah
ekonomi dan industri dengan mobil LCGC(low cost green car) dan
Pemerintah juga menyiapkan LCGC untuk menghadapi MEA 2015. Dan apa saja tujuan
di adakan mobil lcgc dan apa saja kegunaannya
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas,
penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
- Bagaimana pengaruh industri dan ekonomi jakarta dengan banyaknya industri mobil mengeluarkan kendaraan low cost green car?
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menyelesaikan
masalah yang sesuai dengan rumusan masalah diatas. Tujuan yang hendak dicapai
dalam penulisan ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah industri mobil memproduksi
kendaraan low cost green car berguna
pada saat ini yang sesuai dengan tujuan pemerintah
1.4 Manfaat Penulisan
Penelitian yang dilakukan akan
memberikan beberapa kegunaan atau manfaat sebagai berikut :
1.
Manfaat Teoritis
Memberikan
gambaran bagi study teknik industri agar tau dengan tujuan, kita memproduksi
barang sesuai dengan peraturan yang ada di negara kita tempati khususnya
keinginan pemerintah
- Manfaat Praktis
Dapat menjadi referensi bagi organisasi/mahasiswa yang
ingin bergerak di bidang industri kendaraan roda empat supaya
dapat memperhatikan kebijakan pemerintah dalam memproduksi sesuatu. Serta dapat
memberi manfaat pada negara
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Low Cost Green Car
Low
Cost Green Car secara harfiah berarti ‘mobil murah
ramah lingkungan’. Low Cost Green Car berada
dibawah pqyung hukum peraturan pemerintah No. 41 tahun 2013, bersama-sama
dengan mobil listrik dan hybrid bio
2.1.1.
Berikut beberapa persyaratan mobil LCGC :
Di peraturan
regulasi pemerintah mobil LCGC pastinya harus Hemat energi, Harga terjangkau, Menggunakan
tambahan merk Indonesia, Model dan logo yang mencerminkan Indonesia. ini
bertujuan agar mobil ini bisa murah dan bisa di jangkau oleh masyarakat
menengah kebawah karna banyak sekali bagian asli buatan indonesia.
2.1.2.
Spesifikasi Mesin :
Mesin
juga ada syarat nya mobil itu bisa disebut mobil LCGC yaitu dengen. Bensin =
maksimum 1200cc, minimal 1 liter BBM untuk 2 Km Dan Solar = maksimum 1500cc,
minimal 1 liter BBM untuk 2 Km
2.2
Tujuan
LCGC
Sebenarnya,
tujuan Mutasi Bahasa Dari kebijakan LCGC inisial adalah agar Produk LCGC Bisa
menjadi Produk Ekspor Utama di Indonesia. sehingga Artikel Baru Pratama
Afiliasi inisial diharapkan Bisa membantu perekonomian di Indonesia. selain ITU
kehadiran JGI Kerja Sama mea 2015 menyuruh pemerintah untuk menyiapkan Segala
sesuatunya agar Indonesia dapat bersaing Artikel Baru `negara asean,sehingga
pemerintah memtusukan tentang kebijakan insentif Produksi rendah cost green car
(LCGC) untuk menutup kemungkinan Bahasa Dari tingginya mobil impor Bahasa Dari
asean.
2.3
Manfaat LCGC
2.3.1
Dorong Industri Pendukung
Kemampuan
industri otomotif indonesia yang kompetitif dan menjadi industri berkelas dunia
ke depan, tentunya akan membawa dampak signifikan terhadap sektor ekonomi
nasional lainnya. industri kecil dan menengah serta industri komponen dan
turunannya di daerah-daerah seperti lembaga pembiayaan, pembukaan bengkel dan
toko spare part di tanah air diharapkan akan ikut terdorong dan tergerak untuk
tumbuh. 1ika mencermati ketentuan dalam kebijakan LCGC, maka dalam lima
tahun berjalan produsen LCGC harus meningkatkan kandungan lokal
Membuka jalan bagi bertumbuhnya
perusahaan pemasok supplier komponen sehingga penggunaan komponen impor akan
semakin berkurang dan beralih pada komponen dalam negeri. dengan demikian,
selain proses penggunaan komponen lokal akan berjalan sesuai dengan ketentuan
kebijakan pemerintah tersebut, juga akan melahirkan industri-industri baru
pendukung lain nantinya.
BAB
III
METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan ini bertujuan untuk
menggambarkan realita dibalik fenomena secara mendalam, lebih rinci dan tuntas.
3.1.2 Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif
kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan
data yang berasal dari catatan lapangan, catatan memo, dokumen resmi hingga
dokumentasi (gambar/foto). Penelitian
deskriptif analitis yang bertujuan untuk menggambarkan gejala atau kenyataan
yang ada sehingga data yang disimpulkan dalam penelitian akan dijelaskan dengan
metode kualitatif.
Dalam
penelitian ini, peneliti akan membahas Pengaruh Produksi low cost green car terhadap perkembangan industri dan ekonomi di
jakarta
3.2 Obyek Penelitian
Dalam
penelitian ini yang menjadi obyek penelitian yaitu Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia ( YLKI ) Jl. Pancoran Barat VII No.1, Pancoran, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12760, Indonesia. Pemilihan LCGC sebagai
objek Karna di jalan Jakarta sudah tidak asing lagi dengan namanya mobil murah
atau LCGC. Yang membuat jalan jakarta semakin sempit dengan mobil LCGC.
Peneliti ingin tau apa tujuan industri mobil memproduksi banyak mobil LCGC.
3.3 Sumber
Data
Data primer merupakan data sumber utama
yang didapat dengan melakukan wawancara mendalam dengan praktisi Lembaga YLKI.
3.3.2 Data sekunder
Data yang diperoleh dengan mengutip dari
sumber lain yang bertujuan untuk melengkapi data primer, seperti melihat situs-situs
website, dokumentasi, majalah,
peneliti sebelumnya, dll.
Dengan maksud ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti sebagai dasar
penelitian.
3.4 Metode
Pengumpulan Data
3.4.1 Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara mendalam adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interview) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,
2007: 186).
Wawancara ini dimaksudkan untuk
memverikasikan, mengubah dan memperluas pemikiran yang dikembangkan peneliti
sebagai pengumpulan data. Wawancara yang akan dilakukan secara terstruktur
bertujuan mencari data yang mudah dikualifikasi, digolongkan, dan
diklasifikasikan, dimana sebelumnya peneliti menyiapkan daftar pertanyaan.
Dalam hal ini peneliti melakukan
wawancara mendalam dengan Lembaga YLKI.
3.4.2 Observasi
Observasi kualitatif merupakan observasi
yang di dalamnya peneliti langsung turun kelapangan untuk mengamati aktivitas
individu-individu di lokasi penelitian (Creswell, 2010: 267). Dalam penelitian
ini peneliti mengamati bagaimana industri tau yang akan mereka buat dengan
manfaat yang sangat besar
Pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh
data yang nyata dan jelas mengenai kegiatan yang akan diteliti. Jenis observasi
yang dilakukan penulis adalah observasi tidak langsung, dimana peneliti hanya
sewaktu-waktu saja meninjau lokasi penelitian.
3.4.3 Dokumentasi
Dokumen dapat berupa tulisan, gambar,
atau karya tulis monumental dari seseorang. Dokumen sudah lama digunakan dalam
penelitian sebagai sumber data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber
data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong,
2007: 216-217).
Dokumentasi sendiri merupakan salah satu
sumber pengumpulan data yang diperoleh dari beberapa data atau laporan, buku,
surat kabar dan juga beberapa bahan bacaan lainnya yang mendukung penelitian
ini.
3.4.4 Studi Pustaka
Penulis mencari data dengan mengadakan
penelahaan terhadap buku-buku literatur, karya tulis yang bersifat ilmiah yang
memiliki hubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
3.5 Metode
Analisis Data
Analisis
data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (1982) adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2007 : 248).
Teknik
analisis data yang dilakukan sepanjang proses penelitian sejak memasuki
lapangan untuk mengumpulkan data. Data yang berhasil peneliti kumpulkan
kemudian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif, lalu disajikan
dalam bentuk naratif sesuai dengan masalah yang sedang dibahas. Sejalan dengan
pemikiran Sugiyono yang menegaskan, “Analisis data dalam penelitian kualitatif
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah
selesai di lapangan. Dikatakan juga bahwa analisa data sebelum memasuki
lapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus
penelitian masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian
masuk dan selama di lapangan” (Sugiyono, 2005: 89-90).
Sejalan
dengan pernyataan sebelumnya, menganalisis data menurut Nasution dalam
Sugiyono, menjelaskan analisa telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan
hasil penelitian. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2005:89).
Pertama.
Pengumpulan data (Data collection),
data yang dikelompokan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga
berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.
Kedua.
Reduksi data (Data reduction),
menurut Miles dan Huberman reduksi data diartikan sebagai, proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data
kasar, yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung
terus menerus selama penelitian berlangsung.
Ketiga.
Penyajian data (Data display),
penyajian hasil penelitian peneliti paparkan secara deskriptif berdasarkan
temuan di lapangan dengan bahasa khas dan pandangan emik informan. Hasil
wawancara di lapangan peneliti tuangkan dalam sebuah narasi yang kemudian
disederhanakan dengan memilih hal-hal yang sejenis dan dibutuhkan serta
dikelompokkannya sesuai pembahasan agar lebih mudah dalam penyajiannya.
Keempat.
Penarikan kesimpulan (Conclution
drawing/verification), logika yang dilakukan dalam penarikan lesimpulan
penelitian kualitatif bersifat induktif (dari yang khusus kepada yang umum),
seperti yang dikemukakan Faisal (2003: 68-69) dalam Bungin, “Dalam penelitian
kualitatif digunakan logika induktif abstraktif. Suatu logika yang bertitik
tolak dari “khusus ke umum”, bukan dari: umum ke khusus” sebagaimana dalam logika
deduktif verifikatif. Karennya, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis
data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara
stimulus atau berlangsung serempak. Prosesnya berbentuk siklus bukan linier”.
Penarikan
kesimpulan mulai dari permulaan pengumpulan data, mencari arti-penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi.
Peneliti berkompeten untuk membentuk kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar,
tetap terbuka dan skeptik, namun pada mulanya belum jelas kemudian menjadi
lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Mulai dari pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan satu
kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selamadan sesudah pengumpulan
data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut
“analisis”.
3.7 Uji
Keabsahan Data
Uji
keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian.
Peneliti menggunakan uji credibility
atau uji kepercayaan terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini
diperlukan untuk menentukan absah atau tidaknya suatu temuan atau data yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.
Triangulasi sumber data yaitu dengan
membandingkan dan mengcek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang
dilakukan dengan (paton, 1987 dalam Bungin, 2007:257): (1) membandingkan data
hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan
orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari
perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadi
perbedaan (Moleong, 2006:303, Berdiansyah, 2006:145).
BAB
IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Jadi kenapa industri kendaraan roda empat
memproduksi LCGC karena mereka ingin mematuhi peraturan pemerintah akan adanya
kebijakan LCGC atau yang bisa kita sebut mobil ramah energi.
Dan yang peling penting
tujuan memproduksi mobil LCGC adalah
·
Menghadapi Perdagangan Bebas
·
Menekan Emisi Karbon
·
Membangun Industri Komponen
Otomotif
·
Mengurangi Beban Konsumen
·
Mendorong Investasi dan Lapangan Kerja
Jadi LCGC bisa meningkatkan lapangan kerja untuk meningkatkan ekonomi
orang indonesia
Tetapi masih banyak kekurangan atas adanya LCGC karena
jalan jakarta semakin hari semakin macet karna dampak mobil LCGC. Sehingga
banyak keritikan dari media-media tentang mobil LCGC.
4.2. Solusi
Seharusnya kita harus mencari solusi lain untuk memberi manfaat yang lebih
tanpa ada kekurangan atas solusi yang dikeluarkan. Contohnya mobil LCGC sangat
bagus tujuan dan manfaatnya tetapi masih banyak sekali kekurangan seperti
kemacetan di jalan jakarta. Jadi sebaiknya industri sekarang bisa bekerja sama
dengan pemerintah untuk kemajuan dan kepentingan negara atau orang banyak
Daftar Pustaka
http://www.carikredit.com/berita/detail/25/09/2013/1753/6-alasan-pemerintah-keluarkan-kebijakan-lcgc/#.Vk8IQb8jMdU
http://ylki.or.id/
0 komentar:
Posting Komentar